4 Jan 2013
Pernah ada seorang yang berjualan di pasar. Barang yang dijualnya tidak sama seperti pada umumnya pedagang. Dan caranya pun juga sangat sederhana.
Orang itu berjualan amplop yang dibundle. Amplopnya putih dibundle rapi tiap bundle 10 buah amplop dan dijual seharga Rp 2000. Tergolong murah meriah.
Memang tidak ada yang tidak lazim atau tidak ada yang aneh. Hanya melihat kondisi bapak penjual amplop tersebut yang mana cara jualannya di samping sepeda onthel bututnya, itulah yang membuat saya trenyuh.
Terkadang selintas ingin membeli produknya, tetapi juga kepikiran mau buat apa amplop 1 bundle tersebut?
Setiap pergi ke pasar dan melintasinya, hampir selalu keadaannya penjual amplop tersebut sama seperti kemarin-kemarin : saya tidak pernah mendapatinya orang membeli produk amplop itu. Entah lagi kalo pas saya tidak memperhatikannya. Sebab saya pun juga berbelanja untuk keperluan yang lain.
Hingga suatu saat saya benar-benar ingin membeli produknya karena sekadar jg ingin kenal sm dia.
"Pak beli amplopnya," kata saya. Ia yang pada mulanya duduk segera beranjak bangkit dan mengembangkan senyumnya yang tulus.
"Ya neng.. berapa ?" tanyanya sambil tetap tak melepaskan senyumnya.
"1 aja pak. Berapa 1 bundle ini?"
"Dua ribu aja neng."
" Baiklah pak, saya ambil 2 aja".
Sambil memandanginya seksama sambil meneliti keadaan sepedanya saya pun iseng bertanya.
"Bapak kok betah jualan amplop ya? untungnya banyak?" tanya saya menyelidik.
"Oh neng, kl betah yang emang betah neng, sebab memang ini yang bisa saya lakuin. Lagian kan halal banget neng hasilnya. Masak saya yang setua ini akan makan nasi yang gak halal? jangan ah neng.." jawabnya tersenyum berderai.
Saya takjub mendengarnya. Uang halal dari jualan amplop. Itulah alasannya. Saya pun lalu menambah 3 bundle lagi, total 5. Saya berpikir bahwa penghasilan dia dalam sehari mungkin tidak lebih dari 20rb. Entah pastinya berapa tak tahu saya.
Hanya saja, yang penting adalah bgm kita menyisihkan waktu dan uang untuk sekadar berbelanja kepada penjual-penjual semacam bapak ini; tidak besar omzetnya, tdk strategis barang dagangannya, tidak begitu diperhatikan orang jenis jualannya dan semacamnya.
Dengan hanya sekadar membeli barang mereka, maka kita turut membantu dan berbagi dengan mereka. Uang yang kita keluarkan untuk membeli barang dagangan mereka adalah 90% shodakoh. Tidak mengapa kan kita berbagi?
Dan tidak harus kita berbelanja ke tempat2 mewah seperti hypermart, supermarket, mall, indomaret dkk, perlulah kita juga memperhatikan orang kecil semacam bapak penjual amplop tadi.
Label: Jualan Amplop Murah
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Kategori Pencarian
- Amplop Full Color (1)
- Amplop Lebaran (2)
- Amplop surat lamaran pekerjaan (2)
- Amplop Unik Dari Karton (1)
- Anak Perempuan (1)
- Apa Itu Papercraft (1)
- Artikel Cara bikin Amplop (1)
- Artikel Tips Membuat Kreasi Amplop (2)
- Bikin jenis amplop (3)
- Bisnis Online 2013 (1)
- Bom Boston (2)
- Cara Membuat Amplop Dari Kertas Origami (1)
- Cara membuat amplop surat (4)
- Contoh Design Amplop Unik (2)
- Contoh Penulisan Amplop Surat (1)
- Daftar Harga Amplop -putih besar (3)
- Dari Amplikasi MS Word 2007 Jadi Amplop Unik (1)
- Desain Amplop (1)
- Desain Amplop Unik (2)
- Design amplop coklat (2)
- Design Amplop Lukisan (1)
- Gambar Desain Amplop (2)
- Grosir Amplop (1)
- Harga Amplop (1)
- Harga cetak print amplop (3)
- Jasa Desain Amplop (6)
- Jenis-jenis amplop (1)
- Jual Design Papercraft Lucu (1)
- Jualan Amplop Murah (1)
- Ketua KPK Mundur Dari Jabatan (1)
- Keunikan Variasi Amplop Coklat dan Folio (2)
- Korupsi Pejabat (2)
- Koruptor Kian Girang (1)
- Membuat Amplop Sendiri di Word (1)
- Mengetahui Tepat Amplop Jaya Yang Berwarna Putih (1)
- Mesin pembuat amplop (1)
- Model Amplop Terbaru (1)
- Papercraft Indonesia (1)
- Pasangan Hidup dan Mertua (2)
- Percetakan Amplop Surat (2)
- Sejarah Papercraft (1)
- Software Download Design Papercraft (1)
- Template amplop lucu (1)
- Tips Membuat Amplop Unik di Kertas (2)
- Ukuran Amplop Kabinet (1)
- Ukuran print amplop (2)
- Video dan Gambar Print Amplop (3)
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar